BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/9) - Bursa
saham AS bergerak naik, dengan ekuitas berayun dalam kisaran yang luas
di tengah rendahnya volume perdagangan, karena investor menilai data
yang menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja seminggu sebelum keputusan
kebijakan Federal Reserve. Minyak mentah memimpin gain dalam komoditas,
sementara saham-saham global melemah terhadap kekhawatiran bahwa China
tetap menjadi ancaman bagi pertumbuhan.
Indeks Standard & Poor 500 mengalami
rebound dari aksi jual kemarin di pasar saham yang semakin ditandai
dengan pergeseran tajam dalam sentimen di tengah ancaman kenaikan suku
bunga yang lebih tinggi. Ekuitas dari Asia hingga Eropa melemah terhadap
kekhawatiran baru pengetatan AS pada minggu depan akan meredam
pertumbuhan global, sementara downgrade utang Brasil menjadi junk
mengguncang pasar saham di negara tersebut dan menggarisbawahi pelemahan
di negara-negara berkembang.
Penguatan data pekerjaan AS untuk hari
kedua mendukung kasus bagi tingkat suku bunga acuan yang lebih tinggi,
sedangkan data harga dari China menambahkan tantangan yang harus
dihadapi oleh para pembuat kebijakan dalam perekonomian terbesar di
Asia. Bank of England mengatakan gejolak di pasar keuangan global belum
berdampak pada prospek ekonomi, memicu spekulasi The Fed juga dapat
melihat turbulensi masa lalu baru-baru ini pada pertemuan kebijakan.
Di Cina, komentar Premier Li Keqiang
bahwa negara tersebut masih memiliki "kemampuan yang cukup untuk
merespon" jika pertumbuhan turun di bawah kisaran yang wajar gagal
menopang pasar saham karena data menunjukkan harga produsen mengalami
penurunan terbesarnya sejak 2009 yang lalu.
Indeks Standard & Poor 500 naik 0,6%
ke level 1.953 pada pukul 12:39 siang di New York, setelah kemarin
turun 1,4%. Indeks Dow Jones Industrial Average menambahkan 82,74 poin,
atau 0,5% ke level 16,336.31. Sementara indeks Nasdaq Composite naik
0,9%. Perdagangan perusahaan di S&P 500 adalah 9% di bawah rata-rata
30-hari untuk hari ini.(frk)
Sumber: Bloomberg