BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/9) - Saham
AS melonjak, dengan gain terbaik kedua indeks Standard & Poor 500
tahun ini, setelah rally di jam terakhir di pasar saham China memimpin
ekuitas global ke level yang lebih tinggi.
S
& P 500 melonjak 2,5 persen ke level 1,969.28 pada pukul 04:00 sore
waktu New York, setelah saham ini mengalami penurunan mingguan
terbesar kedua tahun ini.
Ekuitas
di seluruh dunia mengalami kenaikan hari ini, yang dipimpin oleh China.
Reli yang terjadi di jam terakhir perdagangan Cina mengikuti pola yang
baru-baru ini memberi kesan akan intervensi negara untuk menopang
ekuitas nasional. Saham AS telah berubah lebih tidak stabil dalam
beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China
akan membebani pertumbuhan global, sementara investor bertaruh Federal
Reserve berada di jalur tahun ini untuk kenaikan suku bunga pertama
sejak 2006.
S
& P 500 berfluktuasi rata-rata 2 persen dalam sehari selama lebih
dari dua minggu sampai hari Jumat lalu, sementara sebelum 20 Agustus,
2015 rata-rata adalah sekitar 0,6 persen. Di 10 hari dari 13 hari
terakhir, benchmark ini ditutup dengan kepindahan minimal 1,3 persen.
Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange memposting 11 sesi
berturut-turut di atas level 25, level yang sebelum Agustus menyentuh
hanya lima hari sejak 2011.
Investor
tetap yakin the Fed akan menaikkan biaya pinjaman tahun ini, bahkan
saat mereka memangkas taruhan mengenai pembuat kebijakan memutuskan
untuk melakukannya pada pertemuan minggu depan. Pedagang mengkalkulasi
kemungkinan 30 persen bank sentral akan menaikkan suku bunga pada
pertemuan bulan ini, turun dari kemungkinan 48 persen sebelumnya sebelum
devaluasi mata uang China pada Agustus 11. Peluang untuk kenaikakan
pada pertemuan Desember yakni 59 persen, menurut data yang dikumpulkan
oleh Bloomberg .
Semua
industri utama dalam indeks S & P 500 10 naik setidaknya 1,3 persen
pada hari Selasa, dengan perusahaan industri, bahan baku, kesehatan dan
teknologi meraih gain tertinggi, naik lebih dari 2,4 persen.(sdm)
Sumber: Bloomberg