Thursday 26 June 2014

Pilar Ekonomi Thailand Masih Lemah, Perdagangan Masih Defisit

Pemerintah Thailand melaporkan kondisi  perdagangan luar negerinya yang terkini melalui Departemen Kementerian Perdagangan Promosi Perdagangan Internasional yang menunjukkan terjadinya defisit oleh masih kontraksinya ekspor pasca kekacauan politik di negeri gajah tersebut.
Ekspor Thailand dilaporkan telah turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei lalu yang  menunjukkan bahwa pilar ekonomi masih lemah pasca militer yang mengambil alih pemerintahan negara tersebut, dan ini tugas awal yang berat pemerintah militer menghadapi pertumbuhan  setelah tujuh bulan terjadi kekacauan politik.
Sebagai informasi, pada tanggal 22 Mei 2014 lalu tentara Thailand merebut kekuasaan dalam upaya untuk memulihkan ketertiban dan mendapatkan solusi ekonomi yang sudah babak belur oleh melemahnya permintaan dan berkurangnya kedatangan wisatawan.
Ekspor yang sebagian besar di antaranya adalah barang-barang industri telah  turun 2,14 persen pada Mei dari tahun sebelumnya yang menambah turunnya ekspor bulan April sekitar 0,9 persen secara basis tahunan. Selain itu pada bulan Mei, impor juga  turun untuk 10 bulan berturut.  
Dilaporkan juga pada bulan Mei, ekspor ke China turun 5,7 persen, namun ekspor ke AS naik 2,8 persen dari tahun sebelumnya. Dan Kementerian juga memperkirakan pertumbuhan ekspor sebesar 3,5 persen tahun ini, meskipun sampai bulan Mei lalu ekspor telah turun 1,22 persen.
Dengan kondisi perdagangan demikian Thailand memiliki defisit perdagangan sebesar $ 810 juta pada bulan Mei, lebih besar dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya untuk  surplus $ 300 juta. Dan dalam lima bulan hingga akhir Mei defisit perdagangan mencapai  $ 1,56 miliar dengan ekspor yang  turun 1,22% dan impor turun 14%.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat turunnya  ekspor dibulan Mei ini memberikan kekhawatiran  bagi pasar bahwa pertumbuhan ekonomi Thailand kuartal kedua akan mengalami  penyusutan dari pertumbuhan 2,1 persen di  kuartal pertama. Dan sebelumnya bank sentral Thailand telah  memangkas proyeksi pertumbuhan setahun penuh menjadi 1,5 persen dari 2,7 persen.

Sumber : Vibiznews