Sepanjang semester I 2014, PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) telah menyerap 43% sampai 50% capital expenditure
(capex) yang terserap dengan membelanjakan sekitar Rp 600 miliar sampai
Rp 700 miliar. Semula, capex yang UNVR anggarkan adalah Rp 1 triliun.
Lalu nilai tersebut ditingkatkan menjadi Rp 1,4 triliun. Kenaikan capex
ini disebabkan adanya tambahan kebutuhan untuk memperluas kapasitas
produksi dan kabinet es krim. UNVR juga menyatakan bahwa capex tersebut
terserap secara merata atau teralokasi hampir ke sektor.
Secara kinerja tengah tahun , emiten
konsumer berkapitalisasi besar ini masih melambat. Sepanjang enam bulan
pertama tahun ini, laba bersih UNVR terlihat stagnan. Laba bersih UNVR
tumbuh sangat tipis sebesar 0,7% menjadi Rp 2,84 triliun, dibandingkan
sebelumnya yang sebesar Rp 2,82 triliun. Laba per sahamnya tercatat
sebesar Rp 373 dibandingkan sebelumnya Rp 370.
Padahal, penjualan UNVR masih naik
13,93% menjadi Rp 17,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp 15,43 triliun. Melambatnya laba bersih juga disebabkan
harga pokok penjualan yang naik cukup tinggi sebesar 19,95% menjadi Rp
8,95 triliun. Sehingga, laba bruto cuma tumbuh 8,3% menjadi Rp 8,6
triliun.
Beban pemasaran dan dan beban umum serta
administrasi juga turut mencekik margin laba. Apalagi, UNVR juga
tersandera rugi selisih kurs dan kerugian pelepasan aset tetap. UNVR
juga terbeban dari beban royalti yang naik dua kali lipat menjadi Rp
500,5 miliar, dari sebelumnya Rp 255,2 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham UNVR dibuka pada level
31,600 dan ditutup naik ke 31.825 dalam kisaran 31,600 – 31,925
dan volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,08 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham UNVR sejak awal
bulan Juni terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini
telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah
bergerak naiki menuju bolinger band atas.
Selain itu indikator stochastic mulai
bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak
naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan
pergerakan UNVR dalam potensi penguatan terbatas. Dengan kondisi
teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju UNVR masih akan
menguat terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan
UNVR. Saat ini level support berada pada Rp 30200 hingga resistance Rp
32200.
Sumber : Vibiznews