Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah
Cina, melalui Komite Pembangunan Nasional dan Reformasi, menekan
perusahaan-perusahaan asing untuk mengikuti undang-undang antimonopoli.
Upaya itu mulai membuahkan hasil karena beberapa pekan terakhir sejumlah
merek mobil Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang mulai memangkas harga
suku cadangnya.
Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu
negara dengan produsen otomotif terbesar di Tiongkok pun mulai
menunjukkan reaksinya terhadap Tiongkok paska diterapkannya
undang-undang anti-monopoli yang dipandang telah mendiskriminasi
perusahaan asing di negaranya.
Puluhan perusahaan asing asal AS menjadi
sasaran utama UU anti monopoli Tiongkok saat ini, dimana beberapa
perusahaan besar asal AS pun sudah terkena imbasnya seperti Microsoft
Corp ke (MSFT) pada bulan Juli lalu dan Apple Inc yang via iPhone telah
dituduh oleh para regulator Tiongkok telah mencuri rahasia negara.
Pasca digrebeknya kantor Microsoft bulan
Juli lalu, pihak Microsoft menyampaikan keterangannya kepada pers bahwa
mereka sedang mempertimbangkan apakah akan mengikuti jejak Google atau
tidak untuk meninggalkan Tiongkok sedini mungkin agar dapat terhindar
dari situasi yang akan semakin buruk.P ihaknya juga menyampaikan bahwa
Microsoft Office di luar negeri memang menguntungkan, tetapi tidak di
Tiongkok karena pembajakan merajalela dan hal ini yang menyebabkan
perusahaan tidak bisa untung di negara ini.
Tahun lalu, pendapatan Microsoft di
Tiongkok hanya 2% dari pendapatan global mereka. Microsoft mengharapkan
pelanggan di Tiongkok bisa membeli Operating System Cloud dan perangkat
lunak mereka, tetapi sekarang perusahaan teknologi Amerika di Tiongkok
justru digrebek oleh pemerintahnya sendiri.
Akibat UU Anti Monopoli ini, pendapatan
investasi negeri ini terancam berkurang bahkan hengkang dari negeri
ekonomi terbesar kedua ini. Dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang
masih cenderung melambat saat ini, dan ditambah lagi dengan
diberlakukannya UU anti monopoli ini maka Tiongkok diprediksi akan
kehilangan target pertumbuhannya sebesar 7,5 persen pada tahun ini.
Seperti diketahui investasi asing
langsung (FDI) pada bulan lalu di Tiongkok menunjukkan penurunan sebesar
0,4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu menjadi $ 71.100.000.000
dalam tujuh bulan pertama di tahun 2014 ini.
Dikecam oleh banyak pihak, termasuk AS,
para pejabat Tiongkok akhirnya menggelar konferensi pers dan menyatakan
bahwa hanya sekitar 10 persen dari penyelidikan terkait UU anti
monopoli yang melibatkan perusahaan asing. Dalam sambutannya kepada
audiens termasuk eksekutif dari perusahaan asing, Perdana Menteri
Tiongkok, Li Keqiang pada pekan lalu berjanji untuk segera memperbaiki
kondisi investasi asing di dalam negerinya.
Pasca diberlakukannya UU anti monopoli,
beberapa perusahaan besar asing di Tiongkok speerti Volkswagen AG Audi,
Bayerische Motoren Werke AG, Daimler AG Mercedes-Benz, Tata Motors Ltd
Jaguar Land Rover, Fiat SpA Chrysler, Toyota Motor Corp dan Honda Motor
Co telah mengumumkan pemotongan harga semua kendaraan dan suku cadangnya
sejak Juli lalu pasca diberlakukannya UU anti monopoli tersebut.
Sumber : Vibiznews