BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/3) - Indeks
Topix Jepang jatuh, melanjutkan aksi jual terbesar dalam hampir tiga
bulan terakhir, karena sebagian besar perusahaan yang diperdagangkan
tanpa hak atas pembayaran dividen berikutnya dan rilis data menunjukkan
tingkat inflasi terhenti pada bulan Februari lalu.
Indeks
Topix merosot sebesar 0,5 persen ke level 1,561.18 pukul 09:02 pagi di
Tokyo. Indeks catat pelemahan sebesar 1,5 persen kemarin, terbesar sejak
6 Januari lalu, dan menuju penurunan mingguan pertama dalam lebih dari
dua bulan terakhir. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,2
persen pagi ini ke level 19,429.36. Yen stagnan pada level 119,22 per
dolar setelah menguat sebesar 0,3 persen pada hari Kamis kemarin pasca
Arab Saudi dan sekutunya melancarkan serangan udara di ibukota Yaman.
Indeks Standard & Poor 500 turun untuk hari keempat.
Lebih
dari 1.440 dari 1.858 saham pada indeks Topix ditransaksikan tanpa hak
mendapatkan deviden hari ini. Yang menyumbang penurunan indeks Topix
sebanyak 12,8 poin dari hari ini, data Bloomberg menunjukkan.
Harga
konsumen tidak termasuk makanan segar naik sebesar 2 persen dari awal
tahun hingga bulan lalu, kenaikan kurang dari estimasi ekonomi sebesar
2,1 persen, menurut data yang dirilis biro statistik hari ini. Ini
akibat dampak kenaikan pajak penjualan April lalu, laju inflasi Jepang
tidak mengalami perubahan dari bulan lalu.
Data
yang menunjukkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen, sesuai
dengan perkiraan ekonom dan turun dari 3,6 persen bulan sebelumnya.
rasio pelamar pekerjaan meningkat menjadi 1,15, pembacaan tertinggi
dalam 23 tahun terakhir.
Saham
perusahaan eksplorasi energi memimpin kenaikan pada indeks Topix hari
ini pasca harga minyak mentah melonjak pada Kamis kemarin pasca Arab
Saudi melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Syiah di Yaman,
berusaha untuk menopang pemerintahan sekutu untuk mempertahankan benteng
terakhir yang tersisa. Yaman telah muncul sebagai ladang minyak terbaru
yang tengah diperebutkan antara Iran dan Arab Saudi, eksportir minyak
utama dunia.
Kontrak
E-mini berjangka S&P 500 naik 0,1 persen pasca indeks acuan merosot
sebesar 0,2 persen pada Kamis kemarin di New York untuk menghapus
keuntungan tahun ini. Penurunan saham perusahaan konsumen dan
transportasi bebani rebound saham teknologi. (izr)
Sumber: Bloomberg