BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/3) - Singapura dikenal dengan julukan Macan
Asia, karena memiliki pendapatan tinggi dan terkaya di Asia. Ekonomi
Negeri Singa Putih ini sangat ramah dengan bisnis dan dianggap yang
terbaik sebagai pusat keuangan.Namun sayang, hal tersebut kurang
tercermin dari rilis data ekonomi lokal yang keluar untuk bulan Februari
lalu.
Pasalnya, harga produsen di Singapura di
bulan Februari tercatat alami kenaikan yang lebih lambat dibandingkan
dengan bulan sebelumnya. Pada Februari lalu harga produsen di negara ini
hanya mampu naik 2,4 persen, sedangkan di bulan Januari naik 3,4
persen. Indeks harga pasokan domestik bulan Februari naik 5,3 persen
dari bulan sebelumnya, kontras dengan penurunan yang terasa di bulan
Januari sebesar 6,3 persen.
Dalam laporan terpisah, kantor statistik
Singapura juga telah merilis angka indeks harga impor untuk bulan
Februari. Harga impor turun 13,8 persen (yoy) pada bulan Februari, lebih
lambat dari pertumbuhan sebesar 17,4 persen di bulan sebelumnya.
Sebagai informasi, harga impor di Singapura memang telah jatuh sejak
Juni tahun lalu.
Sementara itu, harga ekspor turun pada
laju terburuknya di bulan Februari. Harga ekspor di Singapura tercatat
turun 7,5 persen (yoy) menyusul penurunan 10,0 persen pada Januari.
Sedangkan pada basis bulanan, baik harga impor maupun harga ekspor,
keduanya meningkat sebesar 4,5 persen dan 2,7 persen pada bulan
Februari.
Sekedar mengingatkan bahwa rilis data
ekonomi lokal yang mengecewakan dari negara ini bukan hanya terkait
harga produsen yang baru saja diumumkan. Namun, tingkat produksi
industri negara ini di bulan Februari juga menunjukkan penurunan yang
melampaui ekspektasi. Produksi industri di Singapura tercatat turun
sebesar 3,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu, berbeda dengan
kenaikan sebesar 1,3 persen yang berhasil diraih pada Januari.
Sumber : Vibiznews