BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Pasar
saham AS mencetak kenaikan dibantu penjualan ritel yang lebih lemah dan
terhentinya penguatan dolar Amerika Seirkat (AS) serta prospek suku
bunga.
Kenaikan mengangkat indeks Dow dan S & P 500 kembali ke wilayah positif di tahun ini.
Melansir laman Reuters,
indeks Dow Jones Industrial Average naik 259,83 poin atau 1,47 persen
ke posisi 17.895,22. Sementara indeks S&P 500 naik 25,71 poin atau
1,26 persen menjadi 2.065,95.
Ini menjadi persentase keuntungan terbesar bagi Dow dan S & P 500
dalam waktu kurun satu bulan. Adapula indeks Nasdaq Composite bertambah
43,35 poin, atau 0,89 persen ke posisi 4.893,29.
Kenaikan ini dipicu rally saham perbankan setelah Federal Reserve
melakukan pemeriksaan tahunan pada industri ini. Saham sektor keuangan
pada indeks S & P naik 2,2 persen dan menjadi pemenang terbesar hari
ini.
Penjualan ritel secara tak terduga turun untuk bulan ketiga pada
Februari, yang membantu rebound euro selama 12 tahun terendah terhadap
dolar.
Pelemahan saham baru-baru ini di didorong oleh data pekerjaan yang
lebih kuat dari perkiraan yang menggarisbawahi pandangan Fed bisa
menaikkan suku pada awal Juni.
"Bagi saya, hal itu menunjukkan
mungkin itu bergerak kenaikan tarif lebih dekat memiliki potensi dampak
yang berkaitan dengan dolar AS yang terus menguat, dan itu menjadi angin
untuk pertumbuhan dan pendapatan bagi banyak perusahaan yang melakukan
bisnis di luar AS," kata Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior di BB
& T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Saham Citigroup (CN) naik 3,3 persen menjadi US$ 54,08. Namun saham
Bank of America (BAC.N) tergelincir 0,1 persen menjadi US$ 16,09.
Sekitar
6,5 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,6
miliar rata-rata untuk bulan sampai saat ini, menurut data dari BATS
Global Markets.(Nrm)
Sumber : Liputan6