BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/3) - Pemerintah Tiongkok harus bekerja keras
untuk memenuhi target ekspansi ekonominya di tahun ini terutama dalam
hal menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup. Seperti diketahui,
Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, telah mengumumkan pekan lalu
target baru produk domestik bruto negaranya dapat bertumbuh di kisaran 7
persen tahun ini.
Target ini masih jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan target tahun lalu yang tercatat sebesar 7,5%, namun
realisasi pertumbuhan ekonominya hanya mampu tumbuh sebesar 7,4%,
terendah dalam 24 tahun terakhir.
Target lebih rendah yang dipatok tahun
ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan dan kemungkinan adanya
tantangan yang lebih besar. Adapun salah satu strategi yang akan mereka
lakukan dalam mengubah perekonomian negaranya yaitu dengan beralih yang
semula fokus pada produksi industri manufaktur ke industri yang dapat
memberikan nilai tambah serta melakukan inovasi.
Selain itu pemerintah juga telah
merencanakan defisit anggaran hingga 1,62 triliun yuan ($
259.000.000.000) untuk tahun ini, dimana pengeluaran publik tahun 2015
ini akan difokuskan pada proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan
rel kereta api, pembangunan kembali daerah-daerah kumuh, upgrade sistem
drainase perkotaan dan jaringan irigasi di daerah pedesaan.
Hal ini dilakukan karena mengingat masih tingginya kelebihan kapasitas di bidang manufaktur dan pasar real-estate, sehingga pengeluaran untuk infrastruktur dapat menjadi pusat untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah pusat Tiongkok sendiri telah
menyampaikan keinginan mereka agar para investor swasta dapat berperan
lebih besar terhadap perekonomian dalam negeri, misalnya dengan
berinvestasi di bidang infrastruktur jalan raya tol atau jaringan kereta
api. Kemitraan dalam bentuk Public Private Partnership (PPP)
ini telah menjadi sebuah kata kunci utama dalam lingkaran ekonomi
Tiongkok selama beberapa tahun terakhir sebagai suatu bentuk upaya
pemerintah dalam mempercepat ekspansi pertumbuhan ekonomi.
Sayangnya, keinginan pemerintah ini
sedikit terhambat pasalnya dari 80 proyek percontohan PPP yang telah
diluncurkan pada akhir Mei tahun lalu, hanya 49 proyek yang mendapat
dukungan dari investor swasta. Tindakan yang dilakukan pemerintah negara
ekonomi besar kedua ini sama dengan upaya pemerintah Jokowi yang juga
fokus kepada investasi infrastruktur.
Sumber : Vibiznews