Tahun ini PT Telekomunikasi
Indonesia(Persero) Tbk. terus melakukan ekspansi bisnis ke pasar global
untuk menciptakan mesin pertumbuhan baru. TLKM tengah merealisasikan ber
ekspansi ke sepuluh negara. Hal tersebut merupakan langkah perseroan
untuk meningkatkan pendapatan dari lini bisnis luar negeri yang dikelola
anak usaha, PT Telekomunikasi International Indonesia (Telin).
Hingga saat ini, emiten jasa
telekomunikasi berkode saham TLKM itu telah merambah bisnis di
Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, dan Myanmar.Negara lain
yang juga sudah dimasuki yakni Malaysia, Amerika Serikat, Macau,Taiwan,
dan Arab Saudi.Tahun ini juga, perseroan akan membeli sebagian saham
perusahaan telekomunikasi, masing-masing di Australia dan Selandia Baru.
TLKM mengatakan perseroan tengah
mengincar kontribusi pendapatan dari bisnis luar negeri sebesar 5% pada
2015,meningkat dari target kontribusi tahun ini sebesar 4%. Untuk
mencapai kontribusi pendapatan yang lebih besar dari bisnis luar negeri,
TLKM gencar melakukan kerja sama MVNO, merger and acquisition
(M&A), serta pembentukan perusahaan patungan.
Bisnis luar negeri yang dimaksud
perseroan yakni bisnis aplikasi over-the-top (OTT), yakni bisnis layanan
yang melewati jaringan telekomunikasi dan sangat membutuhkan bandwidth.
EBITDA bisnis telekomunikasi saat ini 18,6 kali.Bisnis OTT lebih tinggi
dari itu. Bisnis OTT pun menghasilkan titik impas antara pendapatan dan
biaya (break even point)/BEP) yanglebih cepat, yakni di bawah lima
tahun, ketimbang bisnis telekomunikasi yang makan waktu 5 tahun-10
Seperti kita ketahui TLKM saat ini
tengah menggandeng Telstra Corporation Limited untuk membangun
perusahaan patungan yang menyediakan network & application services
(NAS). Nantinya, layanan tersebut ditujukan bagi pelanggan korporasi
di Indonesia serta perusahaan multinasional dan perusahaan Australia
yang beroperasi di Indonesia.
TLKM juga berencana dengan rencana
akuisisi 27% saham operator asal Selandia Baru, Telecom New
Zealand.alasan perseroan membidik saham Telecom NZ karena sejalan dengan
strategi untuk menjadi pemain global. Saham yang dibidik nantinya
berasal dari private equity di mana pendanaan untuk akuisisi ini berasal
dari dana internal dan eksternal.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Senin (1/9/14), saham TLKM dibuka pada level
2,685 dan ditutup di 2710 dalam kisaran 2,675 – 2,705 dan volume
perdagangan saham TLKM mencapai 72,9 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham TLKM sejak awal
bulan Juli terlihat terus mengalami penguatan namun saat ini
pergerakannya dalam kondisi terkoreksi. Indikator MA sudah bergerak
sepanjang bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic mulai
bergerak ke area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau
bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan
pergerakan TLKM dalam konsolidasi. Dengan kondisi teknikalnya dan
didukung fundamentalnya, diprediksi laju TLKM masih akan menguat
terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TLKM. Saat
ini level support berada pada Rp2600 hingga resistance Rp2790.
Sumber : Vibiznews