BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/1) - Minyak turun menyusul Irak menyatakan akan
mendorong output minyak mentah dan ekspor guna mengkompensasi akan
penurunan harga minyak mentah, sehingga memperbesar pasokan minyak
mentah global.
Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 1%
di New York. Rowsch Nuri Shaways selaku deputi perdana menteri Irak saat
di Davos, Swiss menyatakan bahwa Irak telah kehilangan sekitar 50% dari
pendapatannya akibat penurunan harga minyak mentah. Pada pekan kedua
bulan ini hingga 16 Januari lalu pasokan minyak mentah AS diperkirakan
naik, hal itu menurut survey Bloomberg News menejlang rilis laporan dari
Energy Information Administration pada Kamis ini.
Tahun lalu
minyak mentah telah mengalami penurunan hampir 50% akibat AS
memproduksi minyak mentah pada laju tertingginya dalam lebih dari 3
dekade terakhir dan OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
menolak untuk memangkas output minyak mentah. Harga diperkirakan akan
rebound saat telah menyentuh level $20 per barel, menurut Abdalla
El-Badri selaku secretary-general OPEC.
WTI (West Texas
Intermediate) untuk pengiriman bulan Maret turun sebesar 47 sen ke level
$47.31 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada pada level
$47.39 pukul 10:46 pagi ini waktu Sydney. Kontrak WTI catat gain sebesar
$1.31 di level $47.78 pada Rabu lalu.
Brent untuk penyelesaian
bulan Maret naik $1.04 atau 2.2% ke level $49.03 per barel di Bursa ICE
Futures Europe, London pada 21 Januari lalu. Acuan minyak mentah Eropa
tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $1.25 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg