BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/1) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan dapat
melanjutkan penguatan pada perdagangan saham perdana di 2015. Hal itu
ditopang dari kondisi pasar modal Indonesia yang menggiurkan seiring
kondisi ekonomi dan politik yang stabil.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya
mengatakan, IHSG masih berada dalam jalur uptren dalam jangka pendek.
Apalagi penutupan IHSG pada 30 Desember 2014 mampu tumbuh di atas 20
persen secara year to date (Ytd) yang diwarnai dengan aliran dana
investor asing yang cukup besar.
"Target resistance awal tahun berada di level 5.250 dengan support di
level 5.151. IHSG masih berada dalam uptren," ujar William, dalam
ulasannya, Jumat (2/12/2015).
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, aksi jual
menjelang data inflasi November 2014 yang di atas 2,2 persen menahan
kenaikan IHSG. Pelaku pasar akan menunggu terjadinya Januari Effect
untuk menjebol resistance all time di 5.251.
"IHSG akan berada di level support 5.160-5.125-5.020-4.975 dan resistance 5.215-5.251," kata Yuganur.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak variatif di
kisaran 5.200-5.300. Sejumlah sentimen global dan domestik akan
mempengaruhi laju IHSG.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data
inflasi Desember 2014 yang diperkirakan ke level 0,64 persen MoM
dibandingkan sebelumnya di 1,5 persen MoM.
BPS juga akan merilis data neraca perdagangan yang diperkirakan
defisit US$ 0,3 miliar dibandingkan sebelumnya surplus di US$ 0,02
miliar.
Sedangkan dari global, Amerika Serikat merilis data initial jobless
claim yang diperkirakan ke 268 ribu dibandingkan sebelumnya di 280 ribu.
China juga akan merilis data NBS manufacturing PMI yang diperkirakan
naik 0,37 ke level 50,67.
Sumber : Liputan6