BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/1) - Harga minyak meningkat di New York pasca media pemerintah Arab Saudi melaporkan kematian Raja Abdullah.
Kontrak
berjangka minyak naik sebesar 3,1 % di New York setelah Saudi Press
Agency mengumumkan kematian Raja Abdullah, mengutip pernyataan dari
istana. Putra Mahkota Salman akan di angkat sebagai raja, menurut
televisi pemerintah. Arab Saudi memimpin OPEC dalam keputusan untuk
mempertahankan kuota produksi pada pertemuan November lalu, sehingga
memperburuk melimpahnya minyak global yang didorong harga yang lebih
rendah.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik sebesar $ 1,45 ke level $
47,76 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile
Exchange dan berada di level $
47,42 pukul 10:39 pagi di Sydney. Volume semua berjangka yang
diperdagangkan adalah sekitar 43 % di bawah RSI 100-hari. Sementara
harga WTI turun 2,6 % pekan ini.
Minyak
turun hampir 50 % tahun lalu karena AS memompa pada laju tercepat dalam
lebih dari tiga dekade terakhir dan OPEC menolak untuk memangkas
pasokan minyak. Persediaan minyak mentah di AS, sebagai konsumen minyak
terbesar dunia, naik sebesar 10,1 juta barel pada 16 Januari lalu,
menurut Administrasi Informasi Energi mengatakan pada 22 Januari. Itu
adalah kenaikan terbesar sejak Maret 2001 silam.
Brent
untuk pengiriman Maret turun 51 sen, atau 1 % ke level $ 48,52 per
barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London pada 22
Januari lalu. (vck)
Sumber: Bloomberg