BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/1) - Minyak
diperdagangkan mendekati level terendah dalam hampir enam tahun
terakhir jelang rilis data pemerintah yang diperkirakan akan menunjukkan
persediaan minyak mentah AS diperpanjang untuk pekan ketiga.
Kontrak
berjangka minyak stagnan di New York pasca turun 1 % pada hari Senin
kemarin. Stok minyak di AS, sebagai konsumen minyak terbesar dunia,
mungkin naik 4,25 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg News
menunjukkan jelang rilis data pemerintah pada hari Rabu besok. Sementara
itu menurut Abdalla El-Badri, Sekretaris Jenderal OPEC lebihnya pasokan
sebesar 1,5 juta barel per hari.
Minyak
turun hampir 50 % tahun lalu karena AS memompa minyak mentah pada laju
tercepat dalam lebih dari tiga dekade terakhir dan OPEC menolak untuk
memangkas pasokan minyak. Harga minyak bisa turun ke level $ 30 per
barel, menurut Gary Cohn, presiden Goldman Sachs Group Inc, mengatakan
pada Senin kemarin dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Maret berada di level $ 45,17 per
barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik 2
sen pukul 10:57 pagi di Sydney. Kontrak tersebut turun 44 sen ke level $
45,15 pada hari Senin, merupakan penutupan terendah sejak Maret 2009
lalu. Sementara volume semua berjangka yang diperdagangkan di atas RSI
100-hari.
Brent
untuk pengiriman Maret turun 63 sen, atau 1,3 %, ke level $ 48,16 per
barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis London kemarin.
Minyak mentah patokan Eropa mengakhiri sesi pada level $ 3,01 lebih
tinggi dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg