BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Minyak turun setelah produksi minyak
mentah di Irak mencatat rekor dengan anggota terbesar ke-2 di OPEC
tersebut berencana akan mendorong ekspor minyak di tahun ini.
Kontrak
berjangka minyak turun sebesar 0.7% di New York dan 0.65 di London.
Rata-rata output minyak Irak sebesar 4 juta barel per hari, hal itu
diutarakan oleh Menteri Perminyakan Adel Abdul Mahdi ketiak konfernesi
pers setelah mengadakan pertemuan dengan koleganya Taner Yildiz dari
Turki di Baghdad. Jumlah produsen minyak di AS berada pada rekor jumlah
sumur pengeboran dalam kurun waktu 6 pekan terakhir ini, menurut rilis
data dari Baker Hughes Inc.
Tahun lalu minyak mentah mengalami
penurunan hampir 50% akibat produksi minyak di AS berada pada laju
tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir sementara OPEC
(Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk memangkas
pasokannya. Para produsen minyak diluar OPEC di tahun ini akan mendorong
jumlah output pada laju terendahnya dari perkiraan sebelumnya, menurut
rilis bulanan dari International Energy Agency.
WTI (West Texas
Intermediate) untuk pengiriman Februari yang akan berakhir 20 Januari
mendatang turun sebesar 32 sen ke level $48.37 per barel di New York
Mercantile Exchange dan berada pada level $48.63 pukul 11:14 pagi ini
waktu Sydney. Tanggal 16 Januari lalu kontrak berjangka WTI catat gain
$2.44 ke level $48.69. Volume semua kontrak berjangka diperdagangakn
sebesar 75% dibawah 100 hari rata-rata. Pekan lalu WTI catat gain 0.7%.
Brent
untuk penyelesaian Maret turun sebesar 31 sen ke level $49.86 per barel
di Bursa ICE Futures Europe, London. Tanggal 16 Januari lalu Brent
catat gain sebesar 3.9% ke level $50.17 per barel. Acuan minyak mentah
Eropa tersebut lebih tinggi sebesar $1.01 dibanding WTI untuk bulan yang
sama. (bgs)
Sumber : Bloomberg