Badan Pusat Statistik dalam publikasinya
yang terkini melaporkan bahwa nilai impor nonmigas dengan golongan
barang HS 2 Dijit yaitu Sisa Industri Makanan (23) , mengalami
peningkatan di bulan April dan mencapai angka 278.8 juta Dollar AS
(CIF).
Pada bulan sebelumnya yaitu bulan Maret
impor golongan barang ini hanya mencapai sekitar 144.7 juta Dollar AS,
sehingga dengan demikian telah naik sekitar 134.1 juta Dollar AS, atau
naik sekitar 92.67 %.
Sedangkan secara kumulatif dari awal
tahun ini, kinerja impor golongan barang ini telah mencapai angka
sekitar 820.7 juta Dollar AS dan memiliki porsi sekitar 1.83% terhadap
impor nonmigas kumulatif untuk keseluruhan golongan barang.
Kinerja impor kumulatif golongan barang
ini pada tahun lalu menunjukkan angka 841.9 juta Dollar AS, sehingga
dengan demikian dibandingkan dengan periode tersebut menunjukkan adanya
penurunan sekitar -21 juta Dollar AS atau sekitar -2.51 %.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting mengemukakan bahwa kinerja perdagangan saham untuk sektor
terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk satu bulan ini nampak
menunjukkan kinerja yang negatif dimana indeks saham untuk sektor
MISC-IND mengalami penurunan sekitar -3.59 % dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu indeks komposit (Jakarta Stock Exchange Composite Index,
JCI) untuk periode yang sama menunjukkan kenaikan sekitar 0.35 % dalam 3
bulan terakhir.
Indeks LQ45 yang merupakan indeks yang
terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan, juga menunjukkan sinyal yang positif. Indeks LQ45
mengalami kenaikan sekitar 0.19% dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu Jakarta Islamic Index (JII)
yang merupakan indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari
saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar
dan likuiditas, menunjukkan kenaikan sekitar -0.03% dalam 3 bulan
terakhir.
Sumber : Vibiznews