BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Bursa Saham AS menguat dengan obligasi
Treasury AS setelah penurunan penjualan ritel memicu spekulasi bahwa
Federal Reserve dalam waktu dekat tidak akan menaikkan suku bunga.
Sementara saham pada emerging market reli terkait spekulasi bahwa China
akan mengambil upaya guna memicu pertumbuhan ekonomi.
Indeks
Standard & Poor 500 menguat 0.7% ke level tertingginya dalam 2 pekan
terakhir pukul 4 sore waktu New York, membalikkan dari penurunan
kemarin sebesar 0.2%. Imbal hasil obligasi Treasury AS dengan tenor 10
tahun turun 4 basis poin atau 2.42%. Indeks MSCI Emerging Markets
menguat 0.5%, reli pada hari ke-3. Sementara tembaga turun 1.3% dan seng
turun 2.1%. Poundsterling Inggris tergelincir setelah Bank of England
menurunkan perkiraannya mengenai pertumbuhan upah.
Penjualan
ritel AS Juli lalu sedikit berubah, pergerakan angka terburuk dalam 6
bulan terakhir, hal tersebut akibat melambatnya permintaan mobil dan
melambatnya pertumbuhan upah telah menekan konsumen AS. Output industri
China Juli lalu naik sebesar 9%, kurang dari perkiraan dari para ekonom
di survey Bloomberg yang menyatakan sebesar 9.2%. Gubernur Bank of
England Mark Carney menyatakan bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan
secara bertahap setelah dia mengupayakan menyeimbangkan kenaikan ekonomi
dengan tingkat inflasi yang dibawah target. (bgs)
Sumber : Bloomberg