Wednesday 27 November 2013

Indonesia Kerek Naik Harga Timah dalam Upaya Menjadi Acuan Harga Global

BESTPROFIT FUTURES (28/11) Indonesia berusaha untuk mengerek naik harga timah seiring dengan usaha pemerintah untuk menerapkan kebijakan bahwa logam tersebut hanya akan diperdagangkan melalui bursa lokal sebelum diekspor (28/11). Kebijakan pemerintah Indonesia ini telah mengakibatkan kenaikan tajam harga timah sejak diberlakukan tanggal 30 Agustus lalu.
Menurut kepala Lembaga Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas Sutriono Edi penerapan kebijakan tersebut sudah berjalan dengan semestinya. Pemerintah akan mempertahankan kebijakan tersebut setelah volume perdagangan melalui Indonesian Commodity and Derivatives Exchange, atau ICDX, mengalami peningkatan. Pemerintah optimis kebijakannya dapat mendorong kenaikan harga sehingga menguntungkan produsen dalam negeri.
Indonesia ingin merebut posisi London Metal Exchange sebagai penentu harga acuan global untuk komoditas timah. Indonesia sendiri merupakan produsen timah terbesar di dunia.
Harga timah di LME melonjak di bulan Juli dan Agustus lalu, sebelum kebijakan tersebut dijalankan secara resmi. Pada bulan Oktober harga timah telah melonjak sebesar 9.8 persen, kenaikan bulanan terbesar sejak bulan September 2012.
Harga timah kemarin diperdagangkan pada level 22915 dollar per ton. Pada tanggal 4 Oktober lalu harga sempat mengalami lonjakan hingga ke posisi 24,000 dollar per metric ton.
Pemerintah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan nilai ekspor komoditasnya. Mendag Gita Wirjawan mengatakan bahwa jika kebijakan perdagangan timah ini berhasil, akan bisa menjadi model acuan untuk komoditas lain. Indonesia juga merupakan Negara produsen nikel terbesar di dunia.