BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/12) - Minyak
berfluktuasi setelah kenaikan terbesarnya dalam lebih dari 2 tahun
terakhir seiring Arab Saudi mengatakan bahwa harga minyak akan rebound
atas pertumbuhan ekonomi global yang diikuti meningkatkan permintaan.
Brent di London
berayun antara keuntungan dan kerugian setelah naik 3,6 % pada 19
Desember, kenaikan tertingginya sejak Oktober 2012 lalu. Pertumbuhan
ekonomi global yang telah mendorong harga yang lebih rendah diciptakan
oleh kurangnya kerjasama dari produsen luar Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak, menurut menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al-Naimi.
Pasar kelebihan pasokan sebesar 2 juta barel per hari, kata Mohammed Al
Sada, Menteri Energi Qatar.
Minyak telah anjlok
lebih dari 20 % sejak OPEC memutuskan untuk mempertahankan kuota
kolektif pada pertemuan bulan lalu sementara AS meningkatkan minyak
mentah pada tingkat rekornya. Produsen luar kelompok 12-anggota "tidak
bertanggung jawab" mengurangi output terkait kelebihan pasokan yang
dapat merugikan pasar, menurut Suhail Al Mazrouei, menteri energi Uni
Emirat Arab.
Brent untuk pengiriman
bulan Februari sebesar 19 sen lebih tinggi pada level $ 61,57 pada
berbasis di London ICE Futures Europe exchange pukul 11:00 pagi di
Sydney. Harga minyak merosot sebesar 45 % tahun ini. Minyak mentah acuan
Eropa dengan premi sebesar $ 4,16 dibandingkan West Texas Intermediate
(WTI).
WTI untuk pengiriman
bulan Februari berada di level $ 57,42 per barel di New York Mercantile
Exchange, menguat 29 sen. Kontrak bulan Januari yang berakhir pada 19
Desember lalu setelah naik dari level $ 2,41 ke level $ 56,52. Volume
semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 51 % di atas
rata-rata 100-hari. Bulan depan harga minyak telah turun 42 % tahun ini.
(knc)
Sumber : Bloomberg