Monday 16 December 2013

Rencana Pelarangan Ekspor Bijih Nikel di Indonesia Berpotensi Dorong Harga Komoditas

BESTPROFIT FUTURES (17/12) Rencana pemerintah Indonesia untuk melarang ekspor logam mentah berpotensi untuk mengakibatkan hilangnya ribuan pekerjaan di Negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN tersebut (17/12). Asosiasi perusahaan pertambangan mendorong para pembuat kebijakan untuk membatalkan rencana tersebut.
Pemerintah ingin meningkatkan nilai dari ekspor komoditas dengan cara memprosikan komoditas yang sudah diolah secara lokal dan berencana untuk melarang ekspor bijih nikel setelah tanggal 12 Januari 2014 mendatang. Harga logam berjangka mengalami kenaikan hingga mencapai level tertinggi dalam satu bulan belakangan di London dibandingkan minggu lalu di tengah prospek ketatnya pasokan global.
Harga nikel berjangka untuk kontrak pengiriman tiga bulan ke depan mengalami penurunan sebesar 0.2 persen dan ditutup pada posisi 14066 dollar per metric ton di LME. Pada tanggal 12 Desember lalu harga nikel tersebut mengalami kenaikan hingga mencapai posisi 14227 dollar per ton. Harga tersebut merupakan yang paling tinggi sejak tanggal 6 November.
Pada tahun 2014 mendatang harga nikel diperkirakan akan melanjutkan kenaikannya. Nikel berpotensi untuk menawarkan imbal hasil investasi terbesar di antara logam-logam lain di LME seiring dengan rencana pemerintah untuk membatas ekspor.